How to learn a new skill.

Albert Einstien once said, “Intellectual growth should commence at birth and cease only at death.” This should be taken seriously because the moment you stop learning is the moment you stop growing…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Selamat tanggal 10

Beberapa hari lalu saya menyatakan bahwa satu-satunya perempuan yang saya berharap bisa menjadi ibu rumah tangga seperti dia kelak, adalah ibu saya; perempuan yang hampir-hampir melewati batas kewajaran dengan memaklumi perubahan saya sebagai kesatuan utuh diri saya, yang hanya dimiliki oleh saya.

10 Desember (subuh sekali)

Saya beruntung lahir dari rahim ibu Nurhayati. Wanita yang selalu saya syukuri sikap dan ketakutan-ketakutannya tentang saya yang kian tumbuh dan melawan. Banyak hal yang sering menjadi perdebatan kami: pernikahan, lingkungan pertemanan, dan hal remeh temeh seperti pakaian dan harga ikan di pasar. Meskipun begitu, saya dikaruniai hidup yang baik memiliki ibu seperti dia, ibu yang selalu bisa menjadi segala sosok di hidup saya.

Banyak waktu saya merasa berdosa sebab tidak terbentuk menjadi anak perempuan tulen seperti yang dia inginkan, pun ibu barangkali. Tiap-tiap dari kami penuh dengan pengandaian masing-masing, namun ketika bertemu kepala di bantal kamar..pertanyaan yang akan terlontar malah “jadi bagaimanami kegiatanmu?”

Umurnya menjadi 55 hari ini. Ibu makin berkurang, dan makin membuat saya takut ditinggalkan. Kulitnya keriput sejak tahun-tahun kemarin, rambutnya penuh dengan uban, giginya mesti memakai gigi palsu, dia hanya tamatan SD, dia tidak memiliki banyak bacaan, pun wawasan yang luas..namun dengan situasi yang seperti itu, ibu selalu berusaha menyeimbangkan pandangannya dengan saya yang perlahan memiliki mata yang amat berbeda.

“Perempuan tidak boleh jalan sendiri, perempuan tidak boleh berteman dengan laki-laki, perempuan tidak boleh senyum dengan yang bukan muhrim, perempuan tidak boleh ketawa keras-keras, perempuan tidak boleh pulang malam, perempuan tidak boleh nginap di rumah orang lain..” dan banyak hal-hal lain lagi tentang perempuan di kepala ibu, yang sama sekali tidak terbentuk pada diri saya.

Saya yakin bukan hal yang mudah untuk ibu berdamai dengan dirinya demi mengizinkan saya melakukan banyak hal yang baru dia lihat; ibu harus menerima komentar ayah jika mengizinkan saya melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh ‘perempuan’, ibu juga harus selalu siap sedia menetralisir kekhawatiran-kekhawatirannya dengan menitipkan saya pada Tuhan dan kepercayaannya. Saya menyadari itu hal yang sulit, benar-benar sulit melihat bahwa anak perempuan kita akhirnya memiliki dirinya sendiri dengan mimpi dan keyakinannya.

Ibu selalu berusaha menjadi sebaik-baiknya manusia di hidup saya, usahanya begitu membuat saya bangga yang disaat bersamaan membuat saya tidak tau harus bagaimana membalasnya. Walaupun ibu mengatakan bahwa hubungan orang tua dan anak bukanlah hubungan balas budi, namun hal-hal yang dia lakukan seringnya membuat saya merasa perlu berkorban untuknya.

Mengungkapkan perasaan selalu menjadi hal yang susah dilakukan, ini butuh keberanian banyak untuk menuliskan..bahwa saya mencintai ibu saya lebih dari perasaan cinta yang seperti biasa.

Add a comment

Related posts:

How to Start a Bookstagram Account

Bookstagram is the book side of Instagram. You don’t need anything else but an Instagram account and the ability to take photos. Here is what you need to do: Step one: Start a brand new Instagram…

Lady In The Streets

He planned the perfect date. The walk down the strip while window shopping, followed by a fancy dinner and, to my surprise, wonderful conversation. My little black dress was more elegant than sexy. I…

They Are Not Disrespecting You

You will only do yourself a favor by being flexible and willing to review your life-long paradigms you’ve been taking for the absolute truth!